Ketrampilan Berbahasa



Keterampilan Berbahasa terdiri dari 5 (lima) aspek, yakni:

1.       KEMAMPUAN BERNALAR
Kemampuan Bernalar merupakan dasar bagi masing-masing aspek kemampuan berbahasa serta merupakan pengikat keempat aspek kemampuan berbahasa yang lain. Bernalar merupakan proses berfikir.

Hubungan Pikiran dan Bahasa:
Pikiran dan bahasa berhubungan erat antara satu dengan yang lain. Para ahli psikologi dan pengajaran berbahasa lama mendiskusikan hubungan antara pikiran dan bahasa. Walaupun para ahli psikologi dan pengajaran bahasa sepakat adanya hubungan antara bahasa dan pikiran, namun masalah  utama yang sampai sekarang tetap merupakan hal yang masih menjadi perdebatan adalah bagaimana hakikat hubungan antara pikiran dan bahasa.


Berikut adalah perdebatan tentang manakah yang lebih dahulu muncul antara pikiran dan bahasa:
·         Kaum Piagetian
Kaum Piagetian berpandangan bahwa kemampuan berpikir berkembang lebih dahulu, baru kemudian berkembang kemampuan berbahasa. Hanya setelah mencapai  kemampuan menginternalisasikan pengalamannya, anak-anak mulai membangun kemampuan berbicaranya (berbahasa). Ketika kemampuan berbahasanya mulai berkembang maka secara paralel berkembang kemampuan konseptual yang difasilitasi kemampuan berbahasanya.

·         Kaum Vigotskyan
Kaum Vigotskyan berpandangan sebaliknya. Bahasa dan pikiran berkembang secara simultan sebagai suatu unitary process.  Bahkan pikiran dilahirkan oleh bahasa.

Tujuan Bernalar:
Menghindari kesalahan penggunaan bahasa. Sehingga apa yang ada dalam pikiran dapat terakomodasi dengan penggunaan bahasa yang tepat

2.       KEMAMPUAN MENDENGARKAN ATAU MENYIMAK
Berbicara tentang hakekat menyimak, Nation Paul (1992) menyatakan bahwa pada dasarnya tidak lepas dari pembicaraan mengenai permasalahan:
a)      menyimak sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa yang melibatkan kegiatan berpikir,
b)      menyimak merupakan kegiatan aktif dan kreatif,
c)       serta menyimak sebagai suatu proses interaksi.
Ketiga hal tersebut mendasari pemahaman terhadap hakekat dari menyimak.

Definisi Mendengarkan atau Menyimak:
a)      Menyimak adalah aktifitas memahami sesuatu yang didengar, dengan mengaitkan apa yang didengan dengan pengetahuan sebelumnya. Contoh mendengarkan penjelasan yang guru (Jalongo, 1992:66).
b)      Menyimak dapat didefinisikan suatu aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. (Tarigan; 1991: 4).

Klasifikasi Mendengarkan:
a)      Hearing: kegiatan yang fisik yang memerlukan kemampuan alat pendengaran kita menangkap suara dan persepsi berbagai bunyi.
b)      Listening: kegiatan yang lebih dari sekedar proses fisik semata tetapi merupakan proses mempersepsi bunyi-bunyi dengan kesadaran penuh terhadap kegiatan tersebut.
c)       Auding: kegiatan memahami sesuatu yang kita dengar, dengan mengasosiasikan yang di dengar dengan pengetahuan sebelumnya, mengorganisasikan serta mengapresiasikan apa yang kita dengar tersebut.

Delapan Faktor Pemengaruh Menyimak (Tarigan 2008:105):
a)      Fisik
b)      Psikologis
c)       Pengalaman
d)      Sikap
e)      Motivasi
f)       Jenis kelamin
g)      Lingkungan
h)      Peranan dalam masyarakat
Berikut adalah perbedaan gaya menyimak berdasarkan jenis kelamin menurut Tarigan
PRIA
WANITA
Objektif
Subjektif
Aktif
Pasif
Keras hati
Simpatik
Analisis
Difusif
Rasional
Sensitive
Tidak mau mundur
Mudah terpengaruh
Netral
Cenderung memihak
Intrusive
Mudah mengalah
Berdikari
Reseptif
Swasembada
Bergantung
Menguasai emosi
Emosional

Tujuan Mendengarkan/menyimak:
Mengasah kemampuan menyimak dengan mengorganisasikan hearing, listening dan auding, sehingga apa yang didengar dapat memberikan informasi yang tepat.

3.       KEMAMPUAN BERBICARA
Iskandarwassid dan Dadang mengemukakan bahwa berbicara adalah keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain.
Dalam hal ini, kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang memungkin untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi artikulasi, tekanan, nada, kesenyapan dan lagu bicara. Keterampilan ini juga didasari oleh kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar, dan bertanggungjawab dengan menghilangkan masalah psikologis seperti rasa malu, rendah diri, ketegangan, berat lidah, dan lain-lain.
Berbicara adalah kemampuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan  perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun jarak jauh.
Berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara manusia untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial.
Berbicara merupakan kemampuan menyusun kalimat-kalimat secara lisan karena komunikasi terjadi melalui kalimat-kalimat.

Klasifikasi Berbicara:
a)      Non komunikatif
             ·         Tuturan egosentris (berbicara sendiri)
b)       Komunikatif
             ·         Informasi
             ·         Kritikan
             ·         Perintah
             ·         Pertanyaan

Tujuan Berbicara:
Meningkatkan keterampilan berbicara dengan menggunakan pilihan kata (diksi), tata kalimat yang tepat dan menerapkan berbahasa yang santun sesuai dengan situasi dan kondisi

4.       KEMAMPUAN MEMBACA
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis.
Menurut Tarigan membaca ada dua macam, yaitu:
·         Membaca nyaring
·         Membaca dalam hati
a)      Membaca ekstensif:
1.       Membaca survey
2.       Membaca sekilas
3.       Membaca dangkal
b)      Membaca intensif:
1.       Membaca telaah bahasa, contoh:
- membaca bahasa
- membaca sastra
2.       Membaca telaah isi, contoh:
- membaca teliti
- membaca pemahaman
- membaca kritis
- membaca ide-ide

Tujuan Membaca:
Meningkatkan keterampilan membaca yang berfungsi untuk mengetahui penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa yang telah terjadi, dan memecahkan masalah secara terintegrasi atau parsial.

5.       KEMAMPUAN MENULIS
Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.

Jenis-jenis Tulisan:
Ada empat jenis tulisan menurut Gillie, Susan, dan Mumford (1996), yaitu:
a)      Deskripsi
yaitu: pemaparan atau penggambaran kata suatu benda, tempat, suana atau keadaan. Sorang penulis deskripsi mengharapkan pembaca melalui tulisannya dapat melihat, mendengar, mencium, bau, mencicipi, dan merasakan hal yang sama dengan penulis.
b)      Eksposisi
yaitu: menyampaikan fakta-fakta secara teratur dan saling bertautan. Penyampaian gagasan dilakukan secara analitis kronologis sehingga segala aspek atau unsur yang dianggap perlu dijelaskan dan benar-benar dipahami maksudnya.
c)       Argumentasi/Persuasi
yaitu: sebenarnya dapat dikatagorikan eksposisi. Paparan yang bersifat persuasi, mengajar, mempengaruhi, atau meyakinkan  pembaca terhadap suatu hal atau objek.
d)      Narasi
yaitu: mengarang atau menceritakan kembali tragedi bisa jadi fiksi dan non fiksi.

Beberapa Isu Terkait Membaca dan Menulis
·         Minat dan kebiasaan baca siswa masih rendah
·         Kebiasaan membaca guru/kepala sekolah belum bisa dijadikan teladan
·         Kemampuan siswa mencari dan memanfaatkan informasi perlu dikembangkan
·         Pemanfaatan perpustakaan sekolah/sudut baca perlu dioptimalkan
·         Sarana dan prasarana perpustakaan sekolah masih kurang
·         Jumlah dan ragam isi perpustakaan belum memadai
·         Keterampilan pustakawan masih rendah
·  Sekolah belum menganggarkan dgn serius dana untuk penyediaan dan peremajaan koleksi perpustakaan.







1 Response to "Ketrampilan Berbahasa"

  1. zajzonlaforte says:
    March 3, 2022 at 12:50 PM

    MGM Grand Hotel and Casino - Mapyro
    M life Rewards offers rewards programs, including a life-size 전주 출장샵 membership, a 동해 출장마사지 member dining credit, a free car 강릉 출장마사지 ride, hotel stay, and loyalty program for 영주 출장샵 MGM 태백 출장마사지 Grand

Post a Comment